
Seusai jiwa kosong;
Adalah lelah-lelah kata.
Kecil epik hidup.
Semalam, hilang.
Terbiar terus berlalu.
Dan kau,
Semanis senyuman sinis.
Kita adalah peran;
bertali sulaman skrip ilahi,
Tiap tingkah bicara;
Akan dikira tahu?
Bukan sekadar kosong,
Akhirnya dihitung.
Seadanya rindu,
Itu jauh, tinggi;
Untuk hati yang mencari,
akan makna tuju destinasi.
Dan aku,
Seperti akan seharusnya;
Untuk engkau,
terima akan seadanya;
Buat kita?
Reda dalam takwa.
Seindah,
Memaknakan erti;
menggapai madah,
tidak semudah itu.
Jalannya,
Meski terang itu habis;
Terus tabah menjejak.
Lorongnya ini,
Menyingkap fitrah;
Menyelami kerdil hati.
Ya, perjalanan menuju-Nya;
Tidak semudah itu!
Nadim Muhammad
Com Lab RCSI
Rabu, 01 Oktober 2008
catatan kaki:-
ini puisi tahun lepas ditulisnya;
tatkala dimusim raya, aku di Dublin.
serasa homesick?
tidak, sesekali datang itu ditepis tabah.
kembali adalah cerita hamba,
berbicara pada temannya yang jauh;
berbicara pada temannya yang jauh;
akan mencari Tuhannya, tidak semudah kata.


0 ulasan:
Catat Ulasan