Ahad, 9 November 2008

Memetik Bintang



salam alaik;

akan bicara rindu untuk bulan lalu,

kata Teja,

bintang kan beribu,
pilihlah yg mana satu.
ada merah ada biru,
namun carilah yg menyinari hatimu;
seterang bulan itu...


pintas Akma,

yang merah,
yang biru;
tiadakan sama
tiadakan seterang bulan itu..


tersenyum Nadim.
merenung dalam; menilai adanya diri.
sejenak mendiam,
lalu berbisik.

benar antaranya;
hilang bulan, bintang pilihan.
meski ada, takkan sama.

ya, masakan sama?
bulan adalah bulan,
bintang itu bintang.
seadanya ada begitu.

mungkin cahaya bulan,
tidak semesra bintang;
jua sinar bintang,
tidak selembut bulan;
tapi, seadanya tercipta begitu.

yang penting,
bulan atau bintang,
andai ada nanti;
dengan penuh syukur,
dan diri yg paling rendah,
menerima menadah.

reda atas adanya;
dalam kurang, ada indahnya,
ada lebih, syukur nikmatnya.
terbaik cukup seadanya,
meski tidak sempurna

kerna bulan itu bulan,
dan bintang tetap bintang.

dan Nadim,
masih berdoa;
soalnya bukan siapa,
tapi
adakah diri bersedia?=)


p/s- tak lupa Hanan,
bulan, jangan biar siang ;)


-untuk yg memahami, yg sudi mengerti-

Nadim Muhammad
Mt Pleasant Avenue, Rathmines
9 Nov 2008, 11.00 PM

2 ulasan:

  1. untuk Hanan,
    bulan,pancarkan cahayamu..
    membelai malam..

    BalasPadam
  2. o bulan
    andai hatiku ini merindumu
    maka punahlah segala harapan
    yang terpancar pada sinaran bintang

    o bintang
    telah kusaksikan ribuan kerlipan
    bahagia yang sayup kejauhan
    memanggilku datang

    namun bukan
    bintang malah bulan
    yang dapat ku
    gapai pegang
    kerna rindu pada keduanya
    tak pernah berpanjangan
    dan kelak robek
    ia dari dadaku
    dibawa oleh
    sinaran mentari yang terang

    [nasihatku buat empunya blog]

    BalasPadam